Blog Archive
Diberdayakan oleh Blogger.
Kamis, 04 Oktober 2012
Dalam
perkembangan penggunaannya, kata sering mengalami perubahan makna.
Perubahan tersebut terjadi karena pergeseran konotasi, rentang masa
penggunaan, jarak, dan lain-lain. Namun yang jelas, perubahan-perubahan
tersebut ada bermacam-macam yaitu: menyempit, meluas, amelioratif,
peyoratif, dan asosiasi. Simaklah selengkapnya:
Amelioratif
Pada awalnya, kata ini memiliki makna
kurang baik, kurang positif, tidak menguntungkan, akan tetapi, pada
akhirnya mengandung pengertian makna yang baik, positif, dan
menguntungkan. Contoh : Wanita, pramunikmat, dan warakawuri merupakan
kata-kata yang dipakai untuk lebih menghaluskan, menyopankan pengertian
yang terkandung dalam kata-kata tersebut.
Peyoratif
Makna kata sekarang mengalami penurunan
nilai rasa kata daripada makna kata pada awal pemakaiannya. Contoh :
Kawin, gerombolan, oknum, dan perempuan terasa memiliki konotasi menurun
atau negatif.
Asosiasi
![]()
Yang tegolong kedalam perubahan makna
ini adalah kata-kata dengan makna-makna yang muncul karena persamaan
sifat. Sering kita mendengar kalimat “hati-hati dengan tukang catut
itu.” Tukang catut dalam kalimat diatas tergolong kata-kata dengan makna
asosiatif. Begitu pula dengan kata kacamata dalam : menurut kacamata
saya, perbuatan anda tidak benar
Sinestesia
Perubahan makna terjadi karena
pertukaran tanggapan antara dua indera, misalnya dari indera pengecap ke
indera penglihatan. Contoh: Gadis itu berwajah manis. Kata manis
mengandung makna enak, biasanya dirasakan oleh alat pengecap, berubah
menjadi bagus, dirasakan oleh indera penglihatan. Demikian juga kata
panas, kasar, sejuk, dan sebagainya.
Menyempit/spesialisasi
Kata yang tergolog kedalam perubahan
makna ini adalah kata yang pada awal penggunaannya bisa dipakai untuk
berbagai hal umum, tetapi penggunaannya saat ini hanya terbatas untuk
satu keadaan saja. Contoh : Sastra dulu dipakai untuk pengertian tulisan
dalma arti luas atau umum, sedangkan sekarang hanya dimaknakan dengan
tulisan yang berbau seni. Begitu pula kata sarjana (dulu orang yang
pandai, berilmu tinggi, sekarang bermakna “lulusan perguruan tinggi”).
Meluas/generalisasi
Penggunaan kata ini berkebalikan dengan
pengertian menyempit. Contoh : Petani dulu dipakai untuk seseorang yang
bekerja dan menggantungkan hidupnya dari mengerjakan sawah, tetapi
sekarang kata tersebut dipakai untuk keadaan yang lebih luas. Penggunaan
pengertian petani ikan, petani tambak, petani lele merupakan bukti
bahwa kata petani meluas penggunaannya.
. | ||
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar